Entri Populer

Selasa, 05 April 2011

ANTROPOLOGI EKOLOGI

TUGAS FINAL TEST
ANTROPOLOGI EKOLOGI
YUNTI LIMBONG
E 511 08 254
ANTROPOLOGI
A. Determinisme Lingkungan
Pengertian:
Ada beberapa sumber yang mendefenisikan tentang determinisme lingkungan, diantaranya :
Determinisme Lingkungan :
 Lingkungan fisik memainkan peranan sebagai penggerak utama (prime mover) dalam berbagai peristiwa manusia.
 Kepribadian, moralitas, politik dan pemerintahan, agama, kebudayaan material, biologi semuanya telah menjadi subyek untuk penjelasan oleh determinisme lingkungan (environmental determinism).
 Teori ini sangat berpengaruh hingga awal abad ke 20. (Kuliah Antropologi Ekologi).
Determinisme lingkungan, juga dikenal sebagai determinisme iklim atau determinisme geografi, adalah pandangan bahwa lingkungan fisik, bukannya kondisi sosial, yang menentukan kebudayaan. Penganut pandangan ini mengatakan bahwa manusia ditentukan oleh hubungan stimulus dan respon (hubungan lingkungan-perilaku) dan tidak bisa menyimpang dari hal itu. Argumen dasar dari penganut determinisme lingkungan adalah bahwa aspek dari geografi fisik, khususnya iklim, mempengaruhi pemikiran individu, yang pada gilirannya akan menentukan perilaku dan budaya yang dibangun oleh individu tersebut. Sebagai contoh, iklim tropis dikatakan menyebabkan kemalasan dan sikap santai, sementara seringnya perubahan cuaca di daerah sub-tropis cenderung membuat etos kerja yang lebih bersemangat. Karena pengaruh lingkungan ini secara lambat laun mempengaruhi kondisi biologis manusia, maka perlu untuk merunut migrasi dari kelompok untuk melihat kondisi lingkungan tempat mereka berevolusi. Pendukung utama pendapat ini diantaranya Ellen Churchill Semple, Ellsworth Huntington, Thomas Griffith Taylor dan mungkin pula Jared Diamond, walau statusnya sebagai pendukung determinisme lingkungan masih diperdebatkan. (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).
Determinisme adalah teori metafisika yang menyatakan bahwa semua peristiwa ditentukan oleh sebab-sebab mekanistik. Determinisme menentang libertarianisme metafisik yang memegang bahwa setidaknya beberapa perilaku manusia dijelaskan dalam hal kebebasan dan tanggung jawab agen. (© Copyright 1994-2009 Robert T. Carroll)
Determinisme adalah doktrin filosofis bahwa segala sesuatu yang terjadi tidak demikian karena langsung terjadi disebabkan oleh sesuatu yang lain. Dengan demikian, segala sesuatu yang terjadi harus terjadi dan tidak dapat dicegah atau disebabkan secara acak. Biasanya, telah percaya bahwa alam semesta deterministik telah ditemukan dan dibuktikan oleh ilmu pengetahuan, yang umumnya bergantung pada determinisme saat merumuskan teori dan prediksi. Determinisme juga umumnya menentang kehendak bebas. Determinisme berkaitan dengan fatalisme, kecuali fatalisme yang menegaskan bahwa kehendak bebas manusia tidak akan mencapai apa-apa. Determinisme kadang dipisahkan menjadi keras "dan" lunak "determinisme". Menurut determinisme keras, perspektif deterministik adalah benar dan tidak kompatibel dengan kebebasan manusia, moral atau sebaliknya. Jadi, manusia tidak dapat diselenggarakan secara moral bertanggung jawab atas tindakan mereka. Menurut determinisme lunak, perspektif deterministik mungkin benar tetapi ada tetap kondisi kebebasan moral seperti yang manusia dapat, setidaknya pada waktu, bertanggung jawab moral atas tindakan mereka. (About. Com)
Determinisme adalah teori bahwa semua tindakan manusia seluruhnya disebabkan oleh kejadian sebelumnya, dan bukan oleh pelaksanaan Will,. Dalam filsafat teori didasarkan pada prinsip metafisik bahwa acara bersebab adalah mustahil. Keberhasilan ilmuwan dalam menemukan penyebab perilaku tertentu dan dalam beberapa kasus mempengaruhi kontrol cenderung untuk mendukung prinsip ini. Ada ketidaksepakatan tentang perumusan yang tepat determinisme - sebuah isu sentral dalam filsafat yang tidak pernah berhenti menjadi kontroversial, fisik. Determinisme, yang bentuknya berasal di atomisme dari Democritus dan Lucretius, adalah teori interaksi manusia yang dapat direduksi menjadi hubungan antara biologis kimia, atau fisik entitas; formulasi ini adalah fundamental untuk Sosiobiologi modern dan neuropsikologi. Determinisme historis Karl Marx, di sisi lain, transpersonal dan terutama ekonomi. Berbeda dengan kedua formulasi, determinisme psikologis - dasar filosofis psikoanalisis - adalah teori bahwa tujuan, kebutuhan, dan keinginan individu adalah pusat untuk penjelasan perilaku manusia. Determinisme perilaku baru-baru BF Skinner merupakan modifikasi dari pandangan ini, dalam Skinner mengurangi semua negara psikologis internal untuk diamati perilaku publik - Nya. Stimulus respon akun juga menggunakan analisis statistik dan probabilistik modern sebab-akibat. Jean Paul Sartre dan filsuf kontemporer lainnya berpendapat determinisme mengungkapkan tindakan sebagai hasil dari pilihan kita sendiri dan tidak diharuskan oleh peristiwa sebelumnya atau faktor eksternal. Determinis menjawab bahwa pengalaman semacam kebebasan adalah ilusi dan introspeksi yang merupakan metode yang dapat diandalkan dan tidak ilmiah untuk memahami perilaku manusia. Pandangan ini telah dimodifikasi dalam komunitas ilmiah, namun, dengan ucapan Prinsip Ketidakpastian oleh fisikawan Werner Heisenberg. Akibat karyanya di mekanika kuantum menyebabkan Heisenberg untuk menegaskan bahwa ilmuwan, sebanyak peserta sebagai pengamat, mengganggu dan sangat sifat netralitas dari objek yang bersangkutan. Karyanya juga mempertanyakan apakah mungkin untuk menentukan kerangka objektif, yang dapat membedakan penyebab dari efek, dan apakah seseorang dapat mengetahui pengaruh objektif jika seseorang selalu merupakan bagian dari penyebabnya. Determinisme kadang-kadang bingung dengan Predestinasi dan fatalisme, tetapi oleh karena itu tidak menegaskan bahwa urusan manusia telah diatur sebelumnya oleh berada di luar urutan kausal atau bahwa seseorang memiliki nasib tidak bisa dihindari. (Jesse G Kalin Jesse G Kalin)
Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik deteriminisme lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple dan Ellsworth Huntington (iwit88vir’Blog)
Determinis adalah teori yang mengungkapakan bahwa alam (fisik) bumi yang menentukan kehidupan manusia.. Dikemukakan oleh Fredrich Ratzel.


Contoh singkat:
 Apabila terjadi gunung meletus manusia yang tinggal harus pergi mengungsi di tempat lain. Tapi di sisi lain tanah tersebut akan jadi subur dan dapat digunakan oleh manusia.
 Di sekitar laut mata pencaharian penduduk adalah nelayan sedangkan di desa adalah petani. Jadi mata pencaharian manusia ditentukan oleh kondisi alam (wakawaka, E_BLOG.com)
Contohnya:
Determinisme Teknologi
“Membuka Kotak Hitam Teknologi”
IBIECA adalah nama sebuah desa kecil di sebelah timur laut Spanyol. Beberapa bangunan tua peninggalan kerajaan Spanyol abad ke-13 tampak masih kokoh berdiri. Sekitar seratus keluarga mendiami Ibieca. Tidak semata-mata jumlah kecil ini yang menciptakan keakraban di antara para penduduk. Di salah satu sudut desa terdapat sebuah tempat istimewa. Sebuah pancuran dengan aliran air yang jernih dan dingin. Di sinilah para Ibiecan setiap hari bertemu dan bercengkerama satu sama lain. Mereka bersenda gurau di sela-sela aktivitas menimba air yang biasanya dikerjakan kaum lelaki pada saat kaum perempuan sibuk menggosok cucian yang menumpuk. Suasana air pancuran semakin ramai dengan teriakan riang gembira anak-anak kecil yang bermain air sambil bertelanjang dada. Bagi Ibiecan, air pancuran adalah pusat segala aktivitas sosial mereka. Dari gagasan-gagasan serius hingga gosip si ini jatuh hati dengan si itu, semuanya mengalir sama derasnya dengan air pancuran tersebut.
Suatu hari penduduk Ibieca menerima kabar bahwa tidak lama lagi di desa Ibieca akan terpasang pipa-pipa besi yang mengantarkan air langsung ke rumah-rumah. Penduduk Ibieca pun dengan serta-merta menyambut riang gembira. Dengan kedatangan teknologi tersebut, kaum lelaki merasa senang karena mereka tidak perlu lagi mengeluarkan tenaga untuk menimba dan membawa air ke rumah. Kaum perempuan pun tidak kalah antusiasnya. Mereka segera berbondong-bondong membeli mesin cuci untuk dipakai di rumah masing-masing.
Tanpa disadari teknologi mengubah kehidupan sosial desa Ibieca. Dengan dipasangnya pipa air ke rumah-rumah, penduduk Ibieca tidak lagi melakukan kegiatan rutinitas mereka di air pancuran. Interaksi sosial yang selama ini mereka lakukan menghilang. Kaum lelaki tidak lagi akrab dengan keledai peliharaan mereka yang biasa membantu membawa air. Para perempuan tidak lagi berbagi cerita tentang keadaan desa yang biasa mereka lakukan di air pancuran. Suara anak kecil riang gembira menghilang dari warna desa karena mereka sibuk bermain di rumah masing-masing. Teknologi telah mengubah ikatan sosial kultural yang kuat di antara Ibiecan, sebuah ikatan yang membentuk kaum Ibiecan sebagai sebuah komunitas.
Kisah Desa Ibieca seperti yang dikutip Richard Sclove di atas adalah sebuah parabel modernitas yang menunjukkan bagaimana sebuah tatanan sistem sosial mengalami perubahan dengan adanya intervensi teknologi. Ibieca tidaklah sendiri. Sejarah sosial kultural manusia penuh dengan perubahan yang dipicu oleh utilisasi teknologi di masyarakat.
Relasi antara manusia dan teknologi tidaklah sesederhana mengatakan bahwa teknologi adalah media untuk mengubah manusia. Manusia tidak pernah bersikap pasif terhadap teknologi. Respons imajinatif senantiasa mewarnai interaksi timbal balik antara manusia dan teknologi, sebuah interaksi yang selalu melibatkan dimensi sosial, politik, dan kultural. Pada titik inilah relasi antara manusia dan teknologi menjadi diskursus menarik sekaligus penting. Menarik karena kompleksitasnya. Penting karena teknologi selalu menjadi bagian dari setiap episode sejarah manusia. (Sulfikar Amir Mahasiswa Program Doktor Dept Science and Technology Studies Rensselaer Polytechnic Institute di Troy, New York, Amerika Serikat ( amirs3@rpi.edu ))

B. Posibilisme Lingkungan
Pengertian :
Terdapat beberapa sumber yang mendefenisikan tentang Posibilisme Lingkungan
Memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam untuk menunjang hidupnya (iwit88vir’Blog).
Posibilis adalah teori yang mengungkapkan bahwa manusialah yang menentukan kehidupannya. Teori ini dikemukakan oleh Vidal de la Blache.
Contoh singkat:
 Apabila manusia menebang pohon sembarangan maka manusia akan menanggung akibatnya seperti banjir dan kurangnya produktivitas oksigen
 Apabila manusia membangun bangunan secara sembarangan tanpa perhitungan maka manusia akan sulit mencari suatu tempat termasuk rumahnya sendiri. (wakawaka, E_BLOG.com)
Contohnya:
“ Manusia yang mempengaruhi alam ”
 Manusia Mempengaruhi Alam dari Segi Positif
Sekarang ini hutan di Indonesia sudah semakin berkurang khususnya di pulau Kalimantan. Hal itu dapat menyebabkan banjir,tanah longsor dan dampak-dampak buruk lainnya. Untuk mencegah hal tersebut pemerintah sudah menggalakkan program reboisasi di lahan-lahan gundul. Seperti yang kita tahu Reboisasi adalah penanaman kembali hutan-hutan yang gundul. Selain itu juga ada cara lain untuk membuat hutan menjadi tetap asri yaitu sistem tebang pilih, yaitu penebangan pohon tapi hanya pohon sudah tua saja.
Pemerintah Indonesia juga telah mengadakan lomba-lomba pelestarian lingkungan, yang terkenal diantaranya adalah Adipura.
Hal itu membuat Kota-Kota di Indonesia saling berlomba untuk melestarikan lingkungannya. Seperti yang kita lihat di kota kita tercinta Kota Balikpapan.
Pemerintah kota Balikpapan, sangat antusias akan kebersihan dan keindahan lingkungannya demi mempertahankan pengharagaan Adipura yang sudah beberapa kali didapatkan. Berbagai penyuluhan serta pengikut sertaan warga dalam segala kegiatan untuk meningkatkan program Adipura sudah dilakukan .Mulai dari penanaman 1000 pohon, GCB (Green & Clean Beach), GCHC (Green,Clean & Healty City) ,pembuangan sampah pada tempatnya, penanggulangan sampah seperti program 3R (reduce,reuse,recycle) , dan berbagai macam cara lainnya untuk membuat lingkungan kita menjadi lebih bersih, asri, dan juga indah.
Dari Contoh di atas, manusia juga memberi pengaruh yang positif bagi Alam.

 Manusia Mempengaruhi Alam dari Segi Negatif
Seperti yang kita semua tahu bahwa manusia lebih banyak memberikan pengaruh negatif terhadap alam. Salah satunya adalah masalah yang menimpa hutan di Indonesia yaitu Illegal logging atau penebangan secara illegal. Penebangan ini tidak mengikuti aturan yang berlaku, pelakunya terus menebangi pohon-pohon tanpa adanya sistem tebang pilih, dan juga penghijauan kembali, sehingga membuat hutan menjadi gundul dan gersang, dan akhirnya menyebabkan banjir dan tanah lonsor yang merugikan manusia itu sendiri.
Selain itu masih banyak nelayan-nelayan “nakal” yang menangkap ikan dengan cara-cara yang dapat merusak alam. Contohnya adalah menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak. Hal itu membuat flora dan fauna yang terkena ledakan menjadi mati. Terumbu karang menjadi rusak dan tidak indah lagi. Dan masih banyak lagi pengaruh-pengaruh negatif yang telah manusia lakukan kepada alam. Dari contoh di atas kita bisa melihat bahwa manusia lebih banyak memberi pengaruh negatif bagi alam. (Blog 4 My Assignment,E_BLOG.coo)



BAB III
PENUTUP


Di barat, selama abad ke-20, disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama: determinisme lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif dan geografi kritis.
Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik deteriminisme lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple dan Ellsworth Huntington. Hipotesis terkenalnya adalah “iklim yang panas menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi malas” dan “banyaknya perubahan pada tekanan udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas”. Ahli geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi teori yang berpengaruh. Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena tidak mempunyai landasan dan terlalu mudahnya membuat generalisasi (bahkan lebih sering memaksa).
Dari dahulu geografi selalu berpusat pada manusia. Perkembangan ilmu geografi pada abad ke-20 pendekatannya lebih pada corak sosial dan budaya. Sebutan antropogeografi pada abad ke-19 adalah sebagai penguat bahwa geografi bukan hanya pada lingkungan alamnya saja. Kini pandangan tersebut berubah dengan bahasan topik pada geografi misalnya iklim atau relief akan berhubungan dengan kehidupan manusia sehingga tepat jika bumi dikatakan sebagai tempat tinggal manusia. Ahli geografi Perancis Vidal De La Blache mengoreksi determinisme lingkungan dari Ratzel yang sedang berkembang. Menurutnya, bumi tidak menentukan perilaku manusia, bumi hanya menyediakan berbagai kemungkinannya, perilaku manusia ditentukan dari pilhan manusia itu sendiri. Ia menunjukkan dengan jelas bahwa manusia memiliki keterbatasan. Pilihan manusia dalam memanfaatkan lingkungan masih tergantung dari sistem nilai masyarakatnya maupun budayanya. Dengan kata lain pemanfaatan terhadap ketersediaan alam berlainan antar tempat satu dengan lainnya. Di Rusia Melezin mendefinisikan geografi kependudukan sebagai suatu telaah atas sebaran penduduk dan relasi produktif yang terdapat di dalam berbagai kelompok penduduk, jaringan pemukiman dan fungsinya, manfaatnya sertaketepatgunaannya bagi tujuan-tujuan yang produktif dari masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar